Takdir

TAKDIR

Assalamu'alaikum Wr.Wb.



Takdir Allah adalah ketentuan yang telah Allah tetapkan. Bahkan jauh sebelum semua makhluk diciptakan, Allah Azza wa Jalla telah menuliskan semua takdir makhluk-Nya dari permulaan masa hingga hari akhir.

Saudaraku, yang harus kita pahami, bahwa takdir itu tidak ada yang tahu kecuali hanya Allah Azza wa Jalla. Jadi kita tidak bisa mengatakan -misalnya- bahwa ; saya ini tidak bisa jadi kaya karena takdir Allah. Sebab dari mana kita tahu bahwa di masa yang akan datang itu kita tetap miskin?
Saudaraku, bagi kita, manusia, dan semua makhluk Allah, yang namanya takdir Allah itu adalah hal ghaib dan misteri. Karena itu “haram” hukumnya seseorang berpangku tangan tidak berusaha dengan alasan sudah takdir. Padahal Allah sendiri sebagai Penulis takdir telah memerintahkan kita untuk berusaha dan bekerja serta berikhtiar.

Karena itu, Saudaraku, menyalahkan takdir adalah dosa karena melawan perintah Allah.
Jauh hari sebelum kita, orang-orang dahulu pun pernah berselisih paham tentang takdir ini menjadi dua kubu yang “ekstrem”. Yang pertama yang menyerahkan semua pada takdir, tidak mau bekerja dan berusaha. Yang kedua yang tidak percaya pada takdir dan berpendirian bahwa manusia 100% menentukan apa yang akan terjadi.

Bagi Ahlussunnah wal jamaah, posisi yang benar adalah diantara keduanya, yaitu tidak menafikan takdir tetapi tetap berusaha.

Saudaraku, orang yang bunuh diri sesungguhnya tidak keluar dari takdir Allah, karena kita baru tahu apakah suatu kejadian itu merupakan takdir dari Allah atau bukan setelah kejadian itu berlangsung. Jadi bagaimana mungkin kita dapat mengetahui bahwa orang bunuh diri itu bukan takdirnya seperti itu ? Apakah kita bisa tahu takdir dari Allah sebelumnya sehingga bisa mengatakan bahwa takdirnya tidak mati bunuh diri, tapi mati di tempat lain?.

Saudaraku, 'porsi' kita sebagai manusia bukanlah untuk mempertanyakana apakah suatu kejadian itu sudah sesuai dengan takdir Allah atau tidak. Tetapi 'porsi' kita hanyalah berusaha untuk mendapatkan kebaikan, kesehatan, keselamatan, keamanan dan semua yang baik-baik. Sungguh saudaraku, usaha itu sendiri merupakan perintah Allah.
Simak hadits berikut ini :

Dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada seorang pun dari kamu melainkan telah dicatat (ditentukan) tempat kembalinya, ke surga atau ke neraka”. Para shahabat bertanya, ”Kalau begitu apakah sebaiknya kita meninggalkan ibadah dan amal lalu bertawakal saja?”. Rasulullah SAW bersabda, ”Beramallah, karena semua orang dimudahkan oleh Allah sesuai dengan penciptaannya”. (HR. Bukhari, Muslim)

Saudaraku, kita harus meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla mengetahui 'segala' sesuatu, baik secara global maupun teperinci. Dia Maha Mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi.
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya , dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata." (QS. Al-An`am [6] : 59)

Saudaraku, kitapun harus meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla sesungguhnya telah mencatat semua kejadian dari awal hingga akhir masa dalam “lauhil mahfuz”, sebagaimana firman-Nya :
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab . Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.(QS. Al-Hajj [22] : 70)

Saudaraku, bahwa tidak ada sesuatupun di langit maupun di bumi melainkan terjadi dengan iradat (kehendak / keinginan) Allah SWT.
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. Yasin [36] : 82)
...Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada diantara mereka yang beriman dan ada di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.(QS. Al-Baqarah [2] : 253)

Saudaraku, tidak ada sesuatupun di langit dan di bumi melainkan Allah Azza wa Jalla sebagai penciptanya, pemiliknya, pengaturnya dan menguasainya.
Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab dengan kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya.(QS. Az-Zumar [39] : 2)

Wallahua‘lam bis-shawab.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Previous
This is the oldest page
Thanks for your comment